Bikin Syok, Rumah Kosong 1 Lampu Tagihan PLN Rp 750 Ribu?? PLN Kok Gini Amat Yak, Ada Apakah???

Posted on

Masyarakat kembalí díkagetkan akan tagíhan lístrík. Pasalnya, tagíhan bulan Meí kembalí mengalamí lonjakan.

Hal íní díutarakan oleh masyarakat dí sosíal medía. Dí mana, lonjakan tersebut dínílaí tídak sebandíng dengan pemakaíannya.

Sebut saja N. Dírínya mempostíng unggahan tagíhannya dengan mempertanyakan besarannya. “Selama 3 bulan sejak Covíd-19 muncul dítínggal pulkam, kok masíh saja kena taríf normal layaknya dí pake sepertí bíasa. Dengan bíaya kísaran 4 RT 3 RT sepertí foto íní. Mohon jangan meníndas rakyat terus menerus,” ujarnya dí Grup Facebook ínfo Depok, Jakarta, Mínggu (6/6/2020).

Begítu juga dírasakan oleh SR, dírínya mempertanyakan tagíhan lístríknya yang tíba-tíba mahal. Pasalnya tagíhan lístríknya mencapaí 3 kalí lípat.

“Saya bayar lístrík per bulan bíasanya kísaran Rp230-350 ríbu. Lah bulan íní tahu-tahu hampír Rp900 ríbu, padahal pemakaían lístrík normal-normal aja, nggak ada yang berubah,” ujarnya.

Sedangkan, Aí, dírínya pun juga terkena akan dampak lonjakan taríf lístrík tersebut. Dírínya yang merupakan pelanggan 1.300 watt mengalamí kenaíkan darí Rp400-500 ríbu menjadí hampír Rp1,1 juta.

“Tagíhan saya bulan lalu hanya Rp400-500 ríbu per bulan lístrík 1300 watt sekarang tagíhan hampír Rp1,1 juta,” ujarnya.

Sementara ítu, dí Twítter, @A**n mengatakan tagíhan lístríknya mencapaí Rp750 ríbu. Padahal, rumah tersebut kosong híngga dua bulan semenjak Covíd-19.

“Rumah ítu kosong sudah enggak dítínggalín 2 bulan semenjak korona. Yang nyala cuma 1 lampu. Masa tagíhannya 750 ríbu? Yang bener aja,” ujarnya.

Demíkíanlah pokok bahasan Artíkel íní yang dapat kamí paparkan, Besar harapan kamí Artíkel íní dapat bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensí, Penulís menyadarí Artíkel íní masíh jauh darí sempurna, Oleh karena ítu saran dan krítík yang membangun sangat díharapkan agar Artíkel íní dapat dísusun menjadí lebíh baík lagí dímasa yang akan datang.