ibu menangis

Ibu: “Dibentak Sama Anak Sendiri itu Rasanya lebih Sakit Daripada Saat Melahirkan”

Posted on

Hati siapa yang tidak sakit ketika dibent4k, terlebih lagi yang membent4k adalah anak kandung sendiri. Padahal agama telah mengajarkan untuk tidak membent4k atau tidak berbicara dengan nada yang tingga kepada orangtua kita.

Seperti sebuah kisah yang dilansir dari halaman Ruang Muslimah (28/5/2020) berikut ini. “íbu, masakin air bu. aku mau mandi pakai air hangat,” seorang anak meminta ibunya menyiapkan air hangat untuk mandinya. Sang ibu dengan ikhlas melaksanakan apa yang diperintah oleh sang anak.

Dengan suara lembut ibunya menyahut, “iya, tunggu sebentar ya, sayang!” “Jangan terlalu lama ya Bu! Soalnya saya ada janji sama teman,” ujar sang anak. Tidak lama kemudian sang ibu telah usai menyiapkan air hangat untuk buah hatinya.

Seperti sebuah kisah yang dilansir dari halaman Ruang Muslimah (28/5/2020) berikut ini. “íbu, masakin air bu. aku mau mandi pakai air hangat,” seorang anak meminta ibunya menyiapkan air hangat untuk mandinya. Sang ibu dengan ikhlas melaksanakan apa yang diperintah oleh sang anak.

Dengan suara lembut ibunya menyahut, “iya, tunggu sebentar ya, sayang!” “Jangan terlalu lama ya Bu! Soalnya saya ada janji sama teman,” ujar sang anak. Tidak lama kemudian sang ibu telah usai menyiapkan air hangat untuk buah hatinya.

“Nak, air hangatnya sudah siap,” ibu itu memberi tahu. “Lama sekali sih, Bu…” sang anak sedikit membent4k. Setelah selesai mandi dan berpakaian rapi, sang anak berpamitan kepada ibunya, “Bu, saya keluar dulu ya, mau jalan-jalan sama teman.”

“Mau kemana nak?” tanya sang ibu. “Kan sudah aku bilang, saya mau keluar jalan-jalan sama teman,” kata sang anak sambil mengerutkan dahi. Malam harinya, sang anak pulang dari jalan-jalan, sesampainya di rumah ia merasa kesal karena ibunya tidak ada di rumah. Padahal perutnya sangat lapar, di meja makan tidak ada makanan apa pun.

Baca lagi:  Miris Banget Lihat Kondisi Omas Sebelum Meninggal Dunia

Beberapa saat kemudian, ibunya datang sambil mengucapkan salam, “assalamu’alaikum.. Nak, kamu sudah pulang? Sudah dari tadi?” “Hah, ibu dari mana saja. Saya ini lapar, mau makan tidak ada makanan di meja makan. Seharusnya kalau ibu mau keluar itu masak dulu…” kata si anak dengan suara sangat lantang.

Sang ibu mencoba menjelaskan sambil memegang tangan anaknya, “Begini sayang, kamu jangan marah dulu. íbu tadi keluar bukan untuk urusan yang tidak penting, kamu belum tahukan kalau istrinya Pak Rahman meningg4l?”

“Meningg4l? Padahal tidak sakit apa- apa kan, Bu?” sang anak sedikit kaget, nada suaranya juga tidak tinggi lagi. “Dia meningg4l waktu Maghrib tadi. Dia meningg4l saat melahirkan anaknya. Kamu juga harus tahu nak, seorang ibu itu bertaruh nyawa saat melahirkan anaknya,” ibu memberikan penjelasan.

Hati sang anak mulai terketuk, dengan suara lirih ia bertanya pada ibunya, “itu artinya, ibu saat melahirkanku juga begitu? íbu juga merasakan sakit yang luar biasa juga?”

“íya anakku. Saat itu ibu harus berjuang menahan rasa sakit yang luar biasa. Namun, ada yang lebih sakit daripada sekadar melahirkanmu, nak,” sang ibu menjawab. “Apa itu, Bu?” sang anak ingin mengerti apa yang melebihi rasa sakit ibunya saat melahirkan dia.

Sang ibu tak mampu menahan air mata yang mengalir dari setiap sudut matanya seraya berkata, “Rasa sakit saat ibu melahirkanmu itu tak seberapa, bila dibandingkan dengan rasa sakit yang ibu rasakan saat dirimu membent4k ibu dengan suara lantang, saat kau menyakiti hati ibu, Nak.”

Si anak langsung menangis dan memohon ampun atas apa yang telah diperbuat selama ini pada ibunya. Masih beranikah kamu membent4k ibumu yang telah mempertaruhkan hidup matinya melahirkan kamu? Silahkan sebarkanlah cerita ini kepada semua temanmu.

Baca lagi:  Bolehkah Ibu Hamil Makan Durian? Ternyata Ini Jawaban Dari Dokter yang Ditunggu Para Bumil

Demíkíanlah pokok bahasan Artíkel íní yang dapat kamí paparkan, Besar harapan kamí Artíkel íní dapat bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensí, Penulís menyadarí Artíkel íní masíh jauh darí sempurna, Oleh karena ítu saran dan krítík yang membangun sangat díharapkan agar Artíkel íní dapat dísusun menjadí lebíh baík lagí dímasa yang akan datang.

Sumber : Berbagaí Sumber Medía Onlíne