Kisah Haru Pasutri Madura Akhirnya Dikaruniai Anak Setelah Berjuang Selama 21 Tahun

Kisah Haru Pasutri Madura Akhirnya Dikaruniai Anak Setelah Berjuang Selama 21 Tahun

Posted on

Kisah Haru Pasutri Madura Akhirnya Dikaruniai Anak Setelah Berjuang Selama 21 Tahun

Sepasang suami istri yang baru saja dikaruniai seorang anak baru-baru ini membuat publik terharu. Bukan tanpa sebab, keduanya diketahui telah berjuang dan menantikan momongan selama 21 tahun.

Seperti yang diketahui, buat kebanyakan pasangan suami istri, kehadiran buah hati menjadi sesuatu yang begitu dinantikan. Hanya saja, tak semua beruntung untuk bisa segera mendapatkan momongan.

Seperti kisah yang dialami pasangan suami istri satu ini, keduanya berjuang keras, menanti dengan sabar dan ikhlas, agar pada akhirnya bisa mendapat momongan. Kini, setelah 21 tahun, kesabaran tersebut pun berbuah manis.

Kisahnya dibagikan akun Benediktus Arifin lewat akun @drbennyarifin di instagram, pada Rabu (2/12/2020). Dalam unggahannya, Benediktus memperlihatkan pasangan suami istri, Somidi dan Su’udiyah, menggendong putri pertama mereka bernama Aisyah.

Kisah Haru Pasutri Madura Akhirnya Dikaruniai Anak Setelah Berjuang Selama 21 Tahun

Diakui oleh pria yang bekerja sebagai spesialis kebidanan dan kandungan tersebut Somidi, 51, dan Su’udiyah, 44, berhasil hamil dengan program bayi tabung. Kehamilan tersebut pun merupakan yang pertama buat kedua pasutri tersebut.

Salut, Benediktus pun memuji ketekunan Somidi dan Su’udiyah. ia kemudian menceritakan bagaimana perjalanan keduanya untuk bisa mendapatkan buah hati yang sudah begitu lama dinantikan.

Disebutkan, pasutri tersebut tinggal 15 km di luar Kota Sumenep, yakni dusun Pakondang Daya, Madura. Enam jam perjalanan ditempuh menuju Surabaya, berangkat pukul 02.00 dini hari, demi menemui Benediktus untuk konsultasi.

Sebelum datang ke Klinik Bayi Tabung Morula iVF Surabaya, disebutkan pasutri yang sehari-harinya berjualan keripik singkong di Komplek Asta Tinggi itu direferensikan Dokter Rahmi, sahabat Benediktus yang praktik di Sumenep.

Proses bayi tabung serupa dengan pasien lain. Setelah mendapat embryo, mereka harus menunggu hampir setahun sebelum berhasil ditransfer ke rahim. Setahun itu, Somidi dan Su’udiyah bolak-balik ke Klinik Morula.