Makan Semur Jengkol Justru Bisa Sebabkan Penyakit Batu Ginjal

Makan Semur Jengkol Justru Bisa Sebabkan Penyakit Batu Ginjal, Benarkah? Ini Penjelasan Dari Dokter

Posted on

Makan Semur Jengkol Justru Bisa Sebabkan Penyakit Batu Ginjal, Benarkah? – Jadi Menu Favorit Semua Orang, Makan Semur Jengkol Justru Bisa Sebabkan Penyakit Mematikan Bersarang di Tubuh

Bagi orang indonesia, jengkol adalah salah satu makanan yang menjadi menu favorit. Berbagai macam olahan pun bisa membuat jengkol menggugah selera makan kita.

Bau yang khas dari jengkol ternyata sebanding dari manfaat yang ada di dalamnya. Jengkol pun sekarang melesat karena memiliki harga yang lebih mahal dari daging.

Walaupun enak, jengkol ternyata menyimpan bahaya untuk tubuh manusia. Kira-kira apa ya bahayanya?

Mari kita simak bersama ulasan berikut ini.

Makan Jengkol Berlebihan Sebabkan batu ginjal

Jengkol atau jering (Archindendron pauciflorum) adalah tumbuhan khas di wilayah Asia Tenggara. Bijinya disukai masyarakat yang tinggal di Malaysia, Thailand, dan indonesia sebagai bahan pangan.

Bukan hanya sebagai lalapan, jengkol pun bisa dimasak menjadi berbagai macam masakan, seperti semur jengkol atau rendang jengkol.

Saat pemasakan, bisa dipastikan jengkol membuat kehebohan tersendiri karena, menimbulkan bau tak sedap. Bukan hanya saat memasak, dari mulut dan urin yang mengonsumsi pun keluar bau tak sedap.

Penyebab bau itu sebenarnya asam amino yang terkandung dalam biji jengkol. Asam amino pada jengkol didominasi oleh asam amino yang mengandung sulfur (S).

Ketika terpecah-pecah menjadi komponen yang lebih kecil, asam amino itu akan menghasilkan berbagai komponen flavor yang sangat bau karena pengaruh sulfur tersebut.

Salah satu gas yang terbentuk dengan unsur itu adalah gas H2S yang terkenal sangat bau. Saat dicerna, jengkol menyisakan zat yang disebut asam jengkolat (jencolid acid) yang dibuang ke ginjal.

Baca lagi:  8 Manfaat Daun Ashitaba Atau Seledri Jepang bagi Kesehatan, Ternyata Bisa Bikin Panjang Umur!

“Satu-satunya bahasa indonesia yang diterima di dunia kedokteran, ya asam jengkolat ini,” kata Dr. dr. Parlindungan Siregar, SpPD.,KGH, Bagian Ginjal dan Hipertensi, Departemen Penyakit Dalam, FKUi

Kondisi Jengkolan

Nah, saat inilah efek yang sering ditakuti orang terjadi, yaitu jengkoleun atau jengkolan.

Konsumsi jengkol berlebihan menyebabkan asam jengkolat yang memang sulit larut dalam air mengendap dalam ginjal, membentuk kristal padat.

Tentu saja ini juga tergantung pada kondisi tubuh tiap orang. Jika pH darah normal, asam jengkolat aman-aman saja, tapi jika cenderung asam (pH kurang dari 7) asam jengkolat membentuk kristal tak larut.

Kristal tak larut pada ginjal ini yang mengakibatkan susah buang air kecil. Banyaklah minum air putih, demikian anjuran Parlindungan.

Tapi bila tak keluar juga, maka banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengeluarkan kristal yang mengendap dalam ginjal tersebut, seperti dengan pembedahan atau laser.

“Jangan sampai keadaan berlanjut, hingga akhirnya menyebabkan ginjal mengalami kerusakan, dan tidak berfungsi, yang akhirnya harus menjalani hemodialisis” lanjut Parlindungan. “Sesuatu yang berlebihan itu memang tidak baik. Makanya bila menyukai suatu makanan, makanlah secukupnya,” tutup Parlindungan.

Jadi mulai sekarang jangan makan jengkol terlalu berlebihan ya