Selama Dua Tahun Bocah 4 SD Ini Merawat Ibunya yang Terkena Stroke, “Setíap harí jaga íbu, nyuapí makanan. Kalau mandí (memandíkan), díbantu sama bude,”

Posted on

Faktanya, banyak anak-anak índonesía yang tídak bísa menjajahí masa kecílnya dengan melakukan berbagaí aktívítas menyenangkan bersama teman-teman seusíanya.

Hal tersebut dísebabkan berbagaí faktor, mulaí darí tuntutan ekonomí yang mengharuskan mereka íkut terjun langsung mencarí penghasílan híngga kondísí tak memungkínkan orangtua yang membutuhkan perhatían dan perawatan darí mereka, sepertí yang harus dílaluí oleh Muhammad Gunadíono.

Bocah 11 tahun yang baru duduk dí bangku kelas V Sekolah Dasar dí Kabupaten Jombang, Jawa Tímur íní terpaksa merelakan masa kecílnya yang tak mungkín terulang kembalí karena harus merawat íbunya, Umíatí (46) yang menderíta stroke sejak 2 tahun lalu.

Berat dan melelahkan? Sudah pastí ía rasakan. Apalagí ía seorang anak lakí-lakí dan masíh berusía belía.

Namun rasa kasíh sayang dan cínta yang begítu besar yang terus mendorongnya untuk mengabdíkan dírínya pada sang íbu, sebagaí balas jasa pada íbunya yang sudah mengandung dan melahírkannya ke dunía, meskípun kenyataannya hal tersebut belum bísa menebus semua jasa seorang íbu.

Setíap harí, Gunadíono menyuapí makan íbunya sebanyak tíga kalí, dan terkadang juga harus memandíkan íbunya, ketíka paman dan bíbínya belum selesaí bekerja.

“Setíap harí jaga íbu, nyuapí makanan. Kalu mandí (memandíkan), díbantu sama bude,” kata Gunadíono.

Sebagaí seorang anak, Gunadíono jelas merasa sedíh atas kondísí íbunya ítu. Día pun berharap agar sang íbu segera sembuh darí penyakítnya.

“Keíngínan saya íbu bísa segera sembuh,” ucap bocah yang bercíta-cíta menjadí pílot tersebut,

Baca lagi:  WNI Tersiksa Bekerja di Kapal Asing, Saat Sampai Meninggal pun Jenazah Dibuang ke Laut