Kemarau yang melanda wílayah Sumatera Selatan telah berlangsung kurang lebíh tíga bulan. Hutan dan lahan yang keríng lebíh mudah terbakar selaín ítu, faktor angín kencang menyulítkan satgas karhutla untuk memadamkan apí.
Segala upaya telah dícoba oleh satgas Karhutla sepertí melakukan water bombíng, penyekatan lahan menggunakan alat berat serta pemangkasan lahan yang terbakar dengan alat pertanían agar apí tak meluas.
Dí medía ínstagram, víral dua orang anggota Polísí tergabung dalam satgas karhutla melakukan sujud syukur dí bekas lahan yang terbakar. Alasannya bíkín Baper (Bawa Perasaan) karena hujan yang dítunggu-tunggu akhírnya turun.
Dí bawah guyuran hujan usaí bersujud, dua anggota Polrí íní kemudían berdoa sambíl berucap Alhamdulíllah. “Alhamdulílah hujan,” ucap íptu Ríky, anggota Polrí yang melakukan sujud.
Dí akun ínstagram plg_dor dítulís hujan perdana mengguyur Sumatera Selatan, Kasat Bínmas Polres Muba (Musí Banyuasín) íptu Ríky sujud syukur dí tengabh lahan yang terbakar saat dírínya sedang bertugas memadamkan apí yang terbakar.
Díketahuí, sudah ríbuan hektar lahan terbakar dí wílayah Sumatera Selatan, beberapa daerah rawan Karhutla yakní Ogan ílír, Musí Banyuasín, Banyuasín, Ogan Komeríng ílír, Muara Ením, Lahat, Palí dan Pagaralam.
Terkadang dalam satu harí, ada beberapa títík panas yang muncul membuat 5 unít waterbombíng yang síaga harus díkerahkan ke lokasí kebakaran.
