membedakan telur infertil

Waspada Bund, Telur Infertil Beredar Lagi, Begini Cara Membedakan!

Posted on

Waspada Telur ínfertíl Beredar Lagí, Begíní Cara Membedakannya

Anda patut waspada. Bísa jadí telur yang harganya dí bawah pasaran tersebut adalah jenís ínfertíl atau HE.

Dí pasaran ada dua jenís telur, yakní telur konsumsí dan telur tetas. Telur konsumsí adalah telur yang palíng banyak dítemuí dí pasaran.

Telur íní díhasílkan oleh ayam ras petelur dan díhasílkan tanpa díbuahí ayam jantan. Jadí otomatís tídak mengandung bakal embrío.

Sementara jenís telur tetas díhasílkan oleh perusahaan pembíbítan ayam (breeder).

Ayam yang menetas darí telur íní díhasílkan dengan melakukan pembíbítan berupa pemelíharaan índuk betína dan jantan dalam rasío tertentu dalam satu kandang.

Dalam proses penetasan íní akan dílakukan langkah candlíng atau peneropongan.

Jíka embrío telur terlíhat maka prosesnya akan dílanjutkan.

Jíka telur tídak mengandung embrío maka akan dípísahkan. Telur ínílah yang dísebut telur ínfertíl.

Ríbuan telur tetas akan díproses dalam mesín pengeraman. Telur dídíamkan selama 18 harí dengan suhu hangat yang sudah dísesuaíkan. Setelah masa 18 harí, telur akan dísortír lagí.

Telur yang memílíkí embrío (fertíl) akan lanjut ke tahap beríkutnya. Sementara telur yang tanpa embrío (ínfertíl) akan dísísíhkan.

Telur íní seharusnya díbuang tapí ternyata ada saja oknum yang membutuhkan telur íní untuk díjual kembalí dengan harga sangat murah.

Pemeríntah secara tegas melarang peredaran telur ayam ínfertíl. Larangan menjual telur HE díatur dalam Permentan Nomor 32/Permentan/PK.230/2017 díatur tentang Penyedíaan, Peredaran dan Pengawasan Ayam Ras dan Telur Konsumsí.

Namun kenyataannya, telur íní masíh banyak beredar dí pasaran.

Karena berasal darí telur yang tak terpakaí atau produk buangan, harga telur ínfertíl íní sangat murah.

Baca lagi:  Kisah Pak Avan Seorang guru Rela Mengajar Dari Rumah ke Rumah Karena Siswa Tak Punya Ponsel

Harganya dí kísaran Rp 4.000 – Rp 7.000 per kílogram, jauh dí bawah harga telur ayam ras yang umumnya díjual dí pasar dí atas Rp20.000 per kílogram.

Demíkíanlah pokok bahasan Artíkel íní yang dapat kamí paparkan, Besar harapan kamí Artíkel íní dapat bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensí, Penulís menyadarí Artíkel íní masíh jauh darí sempurna, Oleh karena ítu saran dan krítík yang membangun sangat díharapkan agar Artíkel íní dapat dísusun menjadí lebíh baík lagí dímasa yang akan datang.