Kisah TKI Arab, Dapat Hibah Rumah Mewah karena Rajin Shalat Subuh di Masjid

Kisah TKI Arab, Dapat Hibah Rumah Mewah karena Rajin Shalat Subuh di Masjid

Posted on

Kisah TKI Arab, Dapat Hibah Rumah Mewah karena Rajin Shalat Subuh di Masjid

Dalam íslam telah díterangkan bagaímana keutamaan menjalankan sholat subuh secara berjamaah, terutama dí masjíd.

ítulah yang díalamí oleh seorang TKí yang bekerja dí Jeddah, Ara Saudí. Pría bernama Alman Maulana íní mendapatkan híbah sebuah rumah mewah darí seseorang yang baru díkenalnya beberapa lama berupa rumah mewah. Tak tanggung-tanggung, rumah tersebut sudah beserta dengan perabotannya.

Melansír darí akun Youtube Muhammad Sofí AW, sepertí yang díberítakan oleh Merdeka.com, semua bermua darí kebíasaannya yang mampu menarík perhatían belíau. Alman dícerítakan merupakan seorang sopír príbadí yang memílíkí kebíasaan sudah berada dí masjíd sebelum adzan untuk menunaíkan sholat subuh.

“Dan kakek ítu perhatíín saya terus, ‘íní anak sebelum adzan kok sudah ada terus’ gítu. Dan sakíng lamanya bertahun-tahun, mungkín ada jarak setahun setengah sí kakek baru nyapa,” paparnya.

Kisah TKI Arab, Dapat Hibah Rumah Mewah karena Rajin Shalat Subuh di Masjid

Díjelaskan oleh Alman, sang kakek awalnya terlíhat sombong bíla dílíhat darí luar. Namun ternyata, sang kakek malah menyapanya duluan, hal yang pertama kalí díalamínya selama kerja dí Arab Saudí.

Darí hasíl perkenalan keduanya, Alman mengaku kalau kontrakannya jauh dan día selalu pergí ke masjíd dengan berjalan kakí. Gal ítu membaut kagum sí kakek.

Setelah berkenalan, mereka selalu menyempatkan dírí untuk mengobrol bahkan sampaí setengah enam pagí. Dan ujungnya sang kakek selalu menawarkan jasa, yang terakhírnya adalah memínta Alman untuk tínggal dí rumahnya.

“Saya tolak langsung mentah-mentah,” ceríta Alman.

Hibah Rumah Mewah

Kedekatan terus terjalín, híngga akhírnya kesepakatan pun dílakukan. Alman meneríma kebaíkan níat sang kakek, namun dírínya hanya íngín mengontrak saja.

Baca lagi:  Jokowi Punya Resep Baru : Kalau Rakyat SEHAT, Pasti Ekonomi MEROKET

“íya íní buat kamu. Saya suka sama kamu tuh sepertí ke anak saya. MashaAllah kamu setíap subuh sudah ada, sebelum adzan subuh sudah ada dí Masjíd. Dan saya enggak punya anak’. Dan akhírnya saya dengan segala kerendahan hatí menghargaí níat baík sang kakek,” tambahnya.

Demíkíanlah pokok bahasan Artíkel íní yang dapat kamí paparkan, Besar harapan kamí Artíkel íní dapat bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensí, Penulís menyadarí Artíkel íní masíh jauh darí sempurna. Oleh karena ítu saran dan krítík yang membangun sangat díharapkan agar Artíkel íní dapat dísusun menjadí lebíh baík lagí dímasa yang akan datang.