kondisi-bak-panti-jompo

Mandi dengan Air di Bak Bekas Tikus Berenang, Begini Cerita Pilu Penghuni Panti Jompo

Posted on

Panti Jompo – JALAN Kaharuddin Nasution, Pekanbaru, tampak ramai dengan mobil berlalu-lalang. Di samping Rumah Makan Nurdin, bangunan Panti Jompo berdiri dengan pagar mengelilingi sekitarnya.

Unit Pelaksana Tugas Panti Sosial Tresna Wredha (UPT PSTW) Khusnul Khotimah, begitu nama Panti Jompo tersebut terpampang di depan pintu masuk.

Memasuki lingkungan UPT PSTW, warna cat bangunannya kian memudar. Di bagian bawah dinding bangunan, catnya mengelupas. Suara karaoke berbunyi kencang memekakkan telinga.

Beberapa bagian di lantai Wisma, tampak rusak dan berlubang. Jelas ini membahayakan bagi lansia-lansia, apalagi jika memiliki penyakit seperti diabetes.

Memasuki kamar mandi, bak kamar mandi berwarna pink tampak rusak di beberapa bagian.

Pinggirannya hitam kotor. Susi mengatakan, di dalam bak kamar mandi panti jompo ini sering berenang tikus. Air inilah dijadikan para lansia untuk mandi, buang air, dan lain sebagainya.

Berlanjut ke dapur wisma, tampak kotor dan ada lubang tikus, padahal di dekat lubang tikus itulah para lansia meletakkan nasinya.

Sekitar pukul 10.00 WiB, setelah mengelilingi wisma, seorang laki-laki berbaju biru mengendarai motor bergegas menuju ke aula. Saat itu juga, suara karaokean awalnya memekakkan telinga, terhenti seketika.

Kurangnya Perencanaan

Sementara itu, anggota DPRD Provinsi Riau, Ade Hartati mengatakan, kondisi di panti jompo ini memperlihatkan perencanaan Pemerintah Provinsi sangat buruk.

Panti jompo merupakan aset Pemprov dan seluruh berada di dalamnya menjadi tanggung jawab Pemprov.

“Orang tua itu merupakan tanggung jawab, itu diatur di UUD. Fakir miskin, anak telantar, itu dibiayai negara,” kata Ade.

ia berharap agar kedepannya perencanaan dibenahi. Perencanaan itu bisa dilihat dari kondisi bangunan dan sumber daya yang ada. Selain itu, harus juga sesuai kebutuhan.

Baca lagi:  Momen Haru Seorang Mahasiswa Wisuda Online Ditemani Keluarga Besarnya di Kampung

“Kalau kebutuhannya renovasi fisik, ya laksanakan. Jangan hanya kegiatan-kegiatan seremonial saja,” tutupnya.