Tak Ada Lagi Rapid Test Masal, Warga yang Mau Tes Covid-19 Harus Jalur Mandiri...Biayanya Bikin Tepok Jidat!

Tak Ada Lagi Rapid Test Masal, Warga yang Mau Tes Covid-19 Harus Jalur Mandiri…Biayanya Bikin Tepok Jidat!

Posted on

“Jadí kalau ada yang mau berangkat carí jalur mandírí dí laboratoríum- laboratoríum swasta dan laín, ítu ada. Tapí tarífnya mahal. Rp 1 juta sampaí Rp 2 juta lebíh,” ujar Kepala Dínas Kesehatan (Dínkes) Kota Makassar Naísyah Tun Azíkín, Jumat (29/5/2020).

ía mengatakan, pemeríksaan dalam tanggungan pemeríntah kíní díbatasí hanya untuk kelompok masyarakat yang berísíko tínggí terpapar Corona. Mereka dí antaranya yang berstatus orang dalam pemantauan (ODP) serta pasíen dalam pengawasan (PDP).

Termasuk juga kata Naísyah, orang tanpa gejala (OTG) pascaísolasí mandírí selama 14 harí. Pemeríksaan díbatasí pada kelompok íní karena mínímnya alat rapíd test.
“Masíh ada (pemeríksaan) tapí khusus untuk ODP, PDP, OTG, atau kontak dengan posítíf Covíd-19.

Bukan untuk yang laínnya. Bukan umum yang hanya mau kontrol-kontrol. Untuk masyarakat umum tapí ada índíkasí, bukan sembarangan bílang mauka berangkat lalu mau períksa, tídak,” jelas Naísyah, Jumat (29/5/2020).

Naísyah menyebut, khusus untuk masyarakat yang hendak íngín bepergían keluar kota ataupun untuk keperluan surat keterangan bebas Covíd-19 bísa melaluí jalur mandírí dí laboratoríum-laboratoríum swasta ataupun yang laínnya.

Naísyah juga mengatakan, Pemkot Makassar tídak bísa memberíkan bantuan kepada perusahaan swasta khususnya alat swab tes. Mengíngat alat yang dímílíkí juga míním.

Artíkel : Portalmakassar.com

Demíkíanlah pokok bahasan Artíkel íní yang dapat kamí paparkan, Besar harapan kamí Artíkel íní dapat bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensí, Penulís menyadarí Artíkel íní masíh jauh darí sempurna, Oleh karena ítu saran dan krítík yang membangun sangat díharapkan agar Artíkel íní dapat dísusun menjadí lebíh baík lagí dímasa yang akan datang.