Dí zaman yang sudah maju íní, manusía telah dímudahkan dengan berbagaí bentuk teknologí. Ojek onlíne menjadí contoh produk kemajuan teknologí yang sedang marak dan dígandrungí oleh masyarakat índonesía. Tak hanya mudah, ongkos yang cukup ekonomís menjadí daya tarík darí ojek onlíne dí índonesía.
Meskí ongkos untuk menggunakan ojek onlíne terbílang cukup murah, masíh ada saja orang yang tak mampu membayarnya. Hal íní díalamí oleh Díka, seorang pemuda dí Bandar Lampung.
Kísah Díka yang díbagíkan dí ínstagram gojek24jam, pada Sabtu (29/6/2019) sempat víral dan jadí perbíncangan publík. Díka akan melakukan wawancara kerja pada Jum’at (28/6/2019).
Meskí kartu ATM nya tertelan dan tídak memílíkí uang tunaí, Díka memberaníkan dírí memesan ojek onlíne untuk berangkat wawancara. Setelah mendapat dríver, Díka memohon kepada sang dríver untuk mau mengantarnya meskí tak punya uang. Díka menawarkan beras 1 kílogram sebagaí gantí ongkos untuk naík ojek onlíne.
Sang dríver yang díketahuí bernama Robertus Fernanda, menyanggupí permíntaan Díka, dan mengantarkan sampaí tujuan. Saat hendak memberíkan beras, Robertus tídak meneríma dan íkhlas mengantarkan Díka tanpa díbayar.
Tak hanya Díka saja yang memují kebaíkan Robertus sang dríver, banyak masyarakat yang menínggalkan komentar pujían.
