Covid 19 Memang Mematikan, Tapi Mereka Lebih Takut Kelaparan Ketimbang Virus Corona

Covid-19 Memang Berbahaya dan Mematikan, Namun Mereka Lebih Takut Kelaparan Ketimbang Virus Corona!

Posted on

Kabarberita.site -Pada akhirnya, bukan virus Corona (COViD-19) yang membuat masyarakat takut nyawanya terancam, tapi ketiadaan pekerjaan dan sumber penghasilan lah yang paling mereka takuti saat ini.

Seperti yang kita ketahui, virus corona berimbas pada perekonomian negara maupun masyarakat, karena terjadi penutupan perusahaan massal guna menekan angka penyebaran virus corona. Sejumlah karyawan pun banyak yang terpaksa di-PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) lantaran menurunnya omset.

Sementara setiap harinya, kebutuhan hidup harus terpenuhi. inilah yang menjadi momok masyarakat indonesia, terlebih rakyat kecil.

Ahmad Lahua, misalnya. Selama ini, bapak dua anak ini bertumpu pada pekerjaannya sebagai pengemudi becak motor alias bentor. Namun kini, mata pencaharian satu-satunya ini mulai terancam di tengah wabah corona, karena sepinya pelanggan.

“Pendapatan saya berkurang, penumpang kurang, sekolah libur sama pegawai yang biasa jadi langganan, itu semua bekerja di rumah,” ucapnya, dilansir Merdeka.com.

Padahal, sebelum adanya virus corona, Lahua selalu kebanjiran penumpang, hingga bisa mengantar 15 penumpang per hari. Tapi sekarang, hanya ada 5 atau 6 orang penumpang saja.

“Dapat 5 penumpang saja sehari itu sudah terhitung mujur,” kata Lahua.

Lahua mengaku, dirinya terpaksa tetap bekerja di tengah imbauan pemerintah untuk tetap di rumah. Bahkan saat ditanya apakah tidak takut terinfeksi virus tersebut, Lahua menjawab, “Kami lebih takut kelaparan daripada takut corona.”

Demíkíanlah pokok bahasan Artíkel íní yang dapat kamí paparkan, Besar harapan kamí Artíkel íní dapat bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensí, Penulís menyadarí Artíkel íní masíh jauh darí sempurna, Oleh karena ítu saran dan krítík yang membangun sangat díharapkan agar Artíkel íní dapat dísusun menjadí lebíh baík lagí dímasa yang akan datang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *